Walhi: Fungsi Ekologi Danau Sipin Jambi Kehilangan Daya Dukung

Danau Sipin diselimuti kabut asap.
Danau Sipin diselimuti kabut asap.

Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi Abdullah, menyebutkan bahwa Danau Sipin--danau yang terletak di Kota Jambi, saat ini kehilangan daya dukung dan datang tampung, sehingga diperlukan pemulihan secara transparan.


"Fakta-fakta keterpengaruhan Danau Sipin oleh tempat-tempat lain, maka permasalahan danau Sipin bukan hanya mudah untuk disimpulkan untuk selesaikan, namun yang terpenting juga adalah munculnya kebijakan dan penegakan hukum terhadap tata Kelola tempat-tempat lain yang mempengaruhi daya dukung dan daya tampung danau Sipin itu sendiri," kata Abdullah melalui keterangan tertulis yang diterima Rmoljambi.id, Jumat (10/11/2023).

Menurut Abdullah Direktur WALHI Jambi, beberapa faktor yang menyebabkan menurunya daya tampung dan daya dukung Danau Sipin saat ini, harus segera dibereskan secara transparan dan cepat. 

Dengan mengendalikan dan menegakan hukum terhadap pelaku aktifitas buang sampah dibeberapa tempat seperti di Sungai Kambang, normalisasi resapan di sekitar ruang hijau Danau Sipin akibat infrastruktur perhotelan dan industry lainnya, akan menjawab dan memastikan bahwa keberlanjutan fungsi ekologis Danau Sipin tetap berlanjut dan bermanfaat baik bagi seluruh mahluk hidup yang ada disekitarnya.

"Dalam perspektif keterhubungan lingkungan hidup, satu wilayah tidak bisa dipisahkan dengan wilayah lainnya, baik dalam hal unsur-unsur penyebab terjadinya kerusakan maupun pemulihan. Sehingga jika ingin melihat fakta saat ini tentang Danau Sipin, sudah seharusnya juga kita mendaptkan fakta tentang apa yang sebenarnya dibawa oleh tempat-tempat lain ke dalam perut Danau Sipin," kata dia.

Danau Sipin memiliki luas sekitar 40 Ha yang airnya bersumber dari air Danau Teluk Kenali dan Banjiran Sungai Batanghari yang terhubung dengan Sungai Kambang. Dari beberapa literatur, danau Sipin merupakan danau buatan (waduk) yang sangat bersejarah, karena danau tersebut dibangun pada tahun 1920 an pada masa penjajahan Belanda.

Selain berfungsi sebagai ketahanan suplai air, danau Sipin juga hingga saat ini menjadi tempat mengkonsolidasikannya nilai kebudayaan dengan melestarikan aktifitas-aktifitas masyarakat seperti Festival Gong Sitimang dan berbagai aktifitas pendukung lainnya seperti lomba perahu. 

Danu Sipin juga tidak lepaskan dari perannya sebagai fasilitas ekonomi bagi masyarakat setempat dengan cara memanfaatkan sebagai tempat untuk budidaya ikan dengan cara membangun kerambah ikan.

Pertanyaannya adalah, sampai kapan danau Sipin memberikan daya dukung dan daya tampung yang tetap bisa terus berfungsi sebagai ketahanan suplai air dan ketahanan ekonomi masyarakat setempat.

Pertanyaan tersebut tentu saja akan sangat mudah untuk dijawab dengan melihat fakta-fakta saat ini yang sedang terjadi danau Sipin itu sendiri.

Dan sampai saat ini, jika kita lihat secara geografis, kata Abdullah, Danau Sipin tidak berdiri sendiri. Danau itu  terhubung dengan Sungai Kambang, Sungai Batanghari dan juga aktifitas masyarakat yang terus melakukan pembanguna infrastruktur di wilayah Danau Sipin.

Menurut DLH Kota Jambi, saat ini setidaknya ada dua persolan Danau Sipin yang harus segera diselesaikan. Pertama adalah terjadinya pendangkalan dan kedua sampah domestik yang selalu terakumulasi julahnya Ketika debit air naik di Danau Sipin akibat curah hujan meningkat.